Bacaan Alkitab Setahun: Mazmur 26; Matius 26; 2 Raja-Raja 15-16
Tidak ada jaman di sepanjang sejarah manusia, seperti jaman kita hidup dimana kita sangat sibuk. Beberapa komentar yang sangat umum kita dengar:
"Kalau aku punya 8 jam ekstra sehari, aku akan bekerja 30 jam sehari!"
"Pekerjaan begitu menumpuk, kalau saja aku punya 8 hari seminggu..."
"Aku mau bekerja sekeras-kerasnya, supaya aku bisa segera mencapai financial freedom dan pensiun dini."
Ya, inilah generasi yang sangat lelah sebetulnya. Generasi yang seperti Nabi Yeremia katakan, sibuk mengisi air ke dalam bumbungan yang bocor. Kita bekerja keras 20 jam sehari, berpikir tentang pekerjaan dalam mimpi kita saat tidur, tanpa tahu untuk apa kita berpacu sedemikian rupa. Berlari dalam kotak kaca, seperti hamster memutar roda. Tak kunjung selesai.
Namun yang Allah rindukan adalah istirahat kita atau tempat perhentian. Tanah perjanjian penuh susu dan madu yang dijanjikan kepada bangsa Israel adalah simbol dari tempat perhentian bagi kita, yaitu saat kita masuk ke hadiratNya. Kebalikan dari pemikiran manusiawi yang mengagungkan kerja keras, Allah rindu membawa kita ke dalam tempat perhentianNya. Tempat dimana kita mengandalkan Dia dan bukan kekuatan kita, tempat di mana kita bersyukur gantinya kuatir, tempat di mana kita menikmati rasa aman akan perlindungan Allah ganti gelisah karena tekanan pekerjaan.
Kesibukan Tuhan membuat kita beristirahat, kesibukan kita menjauhkan kita dari tempat perhentianNya